Maya

Seorang teman berkata, aku belum masuk dalam tahap jatuh cinta. Katanya, Hati-hati jika sudah terjerumus ke dalam kisah tiada pasti itu. Trauma menjadikan dia terlalu berhati-hati dan curiga akan situasi hatinya. Aku bukanlah siapa-siapa, bukanlah venus yang bisa mengerti keadaan hati seseorang - let alone hatiku sendiri. Tapi apakah dibawah sadarku, aku juga sudah terdoktrin untuk menjadi seseorang yang terlalu takut untuk hidup dalam realita? Karena trauma ataukah hanya karena aku yang tidak sadar memilih untuk menghindar dari semua itu? Aku tidak merasa aku menghindar. Sebaliknya, aku mencoba mencari. Tapi pikiran dan hatiku tidak seimbang dan tidak selangkah. Mungkin itu yang menyebabkan aku tidak pernah merasakan bahagia dan pahitnya cinta. Iya, aku bercerita tentang cinta. Itu adalah cinta.

Aku hanya seseorang yang tidak bisa memberi cinta dan merasakan cinta, karena hatiku sudah beku. True, no lies.
Aku punya kehidupan mayaku sendiri, pikiran-pikiran melayang hanya di kepalaku sendiri, aku hanyalah seorang introvert possessing my own world in my own mind-set. Seorang individualis, yang merasa tidak membutuhkan orang-orang lain dan menganggap mereka tidak penting di hidupnya. Semua itu bermula dari pikiran-pikirannya yang mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkannya. Hence I become an outcast drift away from humanity. Ergo, aku tidak pernah lagi memberi cinta karena aku sudah letih untuk mencoba. Tapi, aku tidak pernah berhenti berharap akan suatu mimpi yang indah. Iya, kini aku hanya bisa bermimpi. Karena aku sudah tidak tahu bagaimana menghadapi realitas.
Kehidupanku ini hanyalah maya semata.

0 comments:

About Me

My photo
A Blank Canvas, Ready to be painted. Contemplation at its best. A personal Journey...

goBlog