sandiwara radio dengan kecanggihan masa kini...

Disuatu malam… terletak di dua gubuk yang terpisah oleh hutan belantara luas dan medan perang yang kacau balau. Seorang jendral dan ajudan sibuk mengatur strategi… untuk berperang melawan musuh, di keesokan pagi.

………………. dengan bantuan teknologi masa kini, si canggih ‘yahoo messenger’.



Semua bermula dari sini

(GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOONG!)


Ajudan: “Gencar, Gencar! Kita sudah masuk medan perang ini, Jendral!”

Jendral: “Siapkan bedil dan bambu runcingnya, ajudan!”

Ajudan: “Lapor Komandan! musuh sempat terlihat tetapi langsung menghilang dari peredaran, apa yang harus saya lakukan?!”

Jendral beralih jadi Komandan: “Lempar bambu runcing! masa kamu kalah sama Orlando Bloom???”

Ajudan: “Bambu runcing komandan? bambu runcing apa panah cinta??”

Sekarang Komandan: “Panah cinta gak tajam! si Cupid lupa ngasah. Panggil si Pitung. mana si Pitung. Ambil bambu runcing!”

Ajudan: “Si Pitung kok bambu runcing Komandan? si Pitung mah nyilat kali? apa kita bumihanguskan saja persembunyiannya? Kita paksa dia mengaku?”

Komandan sudah mulai gelisah dengan keberadaan musuh, dan beribu pertanyaan ajudan, langsung mengeles “kamu ajudan jangan banyak tanya. sana maju medan perang. gencet musuh! siapkan bedil, clurit, bedakan jangan lupa!”

Ajudan: “Siap Laksankan! Clurit, bedil, sama bedak?? err.. mari gempur musuh! Eh, tapi kita harus tunggu lagi ‘dan! Musuh akan muncul besok pagi.”


Sang Komandan pun pasrah dan mulai bermelankoli dengan memeluk si radio butut kebanggaan hanya untuk sayup-sayup bernostalgia dengan Nicky Astria

dunia ini panggung sandiwara
ceritanya mudah berubah
kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani
setiap kita dapat satu peranan

yang harus kita mainkan
ada peran wajar dan ada peran berpura-pura

mengapa kita bersandiwara
mengapa kita bersandiwara

peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak
peran bercinta bikin orang mabuk kepayang

dunia ini penuh peranan
dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

mengapa kita bersandiwara a a a a a a aa



Nah Sodara sodara,

Kita tunggu kisah selanjutnya besok pagi…

Pareng…





*Credits to Almiethra and Schizilly