Takut. Gelisah & Galau hati gue. Ternyata gue masih sama seperti anak sekolahan yang dulu tinggal belasan taun di sebuah kota besar bernama Jakarta. Pisah beribu2 mil jauhnya ternyata gak menjanjikan kalau gue akan berbeda dari diriku di masa lalu. Krisis yang (seharusnya) hanya ada disaat seorang cewek menjelang dewasa (a.k.a ABG) ternyata masih berlangsung sampai sekarang.
Di hadapan mereka, gue masih terlihat seperti si kecil thumbelina. A women sunk in a thumb-size fairy form. Tapi ya tentunya, gue bukan fairy. Kenapa sih gue gak bisa memenuhi standards seorang higher educatee seperti mereka-mereka yang berada di ruangan itu? Eh tunggu dulu, seseorang pernah berkata, arti kata dari standards itu menunjukkan excellence, attainment. Jadi, kalau gue aja gak memenuhi standards seperti mereka-mereka itu, apa ini artinya gue dibawah standards? Ah, rendah sekali "derajat"ku dibanding mereka. Tetapi, apa ini hanya salah satu dari pemikiran2 absurd gue?
Lalu, kesimpulannya bagaimana?
Rasa takut gue tetep aja exist. Nggak ilang hanya dengan buaian omong kosong seperti ini. Masih aja gue merasa kecil seperti si thumbelina. Sama sekali nggak membuat diri gue tiba-tiba menjadi sangat berpengetahuan luas dan pintar kan?
Ah, kayaknya nggak ada yang gue pelajari dari curahan kata hati ini. Lega juga nggak. Huuh!! Solusinya apa donk? Gue gak mau omong kosong lagi. Berharap hanya kepastian yang menjadi jawaban dari ketakutan2 gue.
Atau...
gue harus melarikan diri lagi?
Again, do another act of running away from unsatisfying situation? Merely too afraid to confront the new envo? Yes, that sounds exactly like me.
Sigh, Kalau begini apa jadinya diri gue setaun mendatang? Ketika pintu sangkar itu sudah saatnya untuk dibuka. Kemana gue harus mulai melangkah? Sedangkan sekarang saja berada di lingkup sekecil ini gue hanya duduk menatap mereka bernari-nari dan berkicau riuh. Apakah gue seorang abnormal karena menganggap semua ini bukan permainan belaka? Kehidupan ini bukan lah sebuah Reality TV, dimanapun kamu kalah selalu ada berjuta-juta hadiah menunggu untuk diterima dengan tangan terbuka dan senyum sumringah?
NGGAK!
Atau paling tidak, bukan hidup gue.
NO. My life ain't a Reality TV show.
Am I another Reality Runaway?
Saturday, July 30, 2005
Labels: The damsel in distress
0 comments:
Post a Comment