tentang film Indonesia

weekend kemarin nonton marathon film indonesia. Judulnya siiih "Indonesian Film Festival" yang diadain di Melbourne. Seperti menyenangkan, bukan? Well, dirangkum cukup dalam 3 kata saja. Tora dan Nico. selebihnya? hambar.

3 bersaudara, si film pembuka yang (seharusnya) inspiring menjadi komedi disaat2 yang crucial. cerita bertele2 dan terlalu draggy yang bikin penonton pengen ngebunuh si supporting actor (cakra) dan (supposedly) the leading actress (shera). Biar Rama (leading actor) cepet2 dapet pencerahan tentang arti hidup dan film cepet bubar! tamat. selesai. bahagia.. saya.

selentingan2 kecil yang (seharusnya) bertemakan "short films" terlihat sangat menganggu karena terlalu pendek dan ujug2 jadi nanggung. pointless. Lucu? ermm, tipikal gimmicks dan slapsticks terlihat.... errmm, kurang pintar?


Yah well, sperti dibilang tadi.. puncak acara adalah Tora dan Nico. Although hats off to Tora dan deddy mizwar yang menggemparkan dunia capitol theater saat itu dengan versi nagabonar dan bonaganya mereka.

Sedangkan Nico dan adinia, mereka inspired me to go for a roadtrip jakarta - jogja anytime soon. pengen pengen pengen!!! roadtrip sendirian? gak seru!! Anyone?? yuk yuk yuk????

ceritanyaaa.. menganggu. the last sex scene between cousins? nggak banget. I bet they cut this scene di Indo kan? hehe we got the uncut version of it. 14 censored scenes in Indo cinemas easily got uncut here in Melbourne. Tenang tenang. gak penting. Lebih menghebohkan adegan first kissnya Rangga dan Cinta daripada sex scene Ambar dan Yusuf si sepupu. ;)

Sebenarnya, gue gak tau 3 hari untuk selamanya itu berceritakan tentang apa.

It's a trashy review. Yeah, well, I dont intend to do a review. just rambling thoughts. Cant be bothered to review from the storyline or cinematografi or whatever that teensy bits of movie production thingo. Point is, I just wanna trash the movies. Ha!

0 comments:

About Me

My photo
A Blank Canvas, Ready to be painted. Contemplation at its best. A personal Journey...

goBlog